I. Judul
Percobaan : Identifikasi
Boraks pada Makanan
II. Hari
/ Tanggal Percobaan : Rabu
/ 01 November 2012
III.Selesai
Percobaan : Rabu
/ 01 November 2012
IV.Tujuan
Percobaan : Mengidentifikasi
adanya boraks pada makanan
V. Tinjauan
Pustaka :
Borax atau Boraks merupakan suatu senyawa yang
berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau, larut dalam air dan stabil pada
suhu dan tekanan normal.
Nama lain Borax:
§
Sodium Borate
§
Borax Decahydrate
§
Sodium Biborate
Decahydrate
§
Disodium Tetraborate
Decahydrate
§
Sodium Pyroborate Decahydrate
§
Sodium Tetraborate
Decahydrate
§
Boron Sodium Oxide
§
Fused Borax
Sifat-sifat boraks antara lain :
1.
Berbentuk serbuk kristal putih.
2.
Tidak berbau
3.
Larut dalam air
4.
Tidak larut dalam alkohol
5.
pH 9,5 (basa)
Boleh digunakan untuk:
§
Mematri logam
§
Pembuatan gelas dan
enamel
§
Pengawet dan anti
jamur kayu
§
Obat untuk kulit,
dalam bentuk salep
§
Sebagai antiseptic
§
Pembasmi kecoa
§
Campuran pembersih
Penggunaan borax sebagai bahan
tambahan pangan dilarang, sesuai dengan PerMenkes No.722/Menkes/Per/IX/
tahun 1988 tentang Bahan Tambahan Makanan.
Boraks beracun terhadap semua sel,
bila tertelan boraks dapat mengakibatkan efek pada susunan syaraf pusat, ginjal
dan hati. Konsentrasi tertinggi dicapai selama ekskresi. Ginjal merupakan organ
paling mengalami kerusakan dibandingkan dengan orang lain. Dosis fatal untuk
dewasa 15-20 g dan untuk anak-anak 3-6 g.
Gejala Akut (Jangka Pendek) Bila
Terpapar Boraks adalah sebagai berikut :
-
Bila
terhirup/inhalasi, dapat menyebabkan
iritasi pada selaput lendir dengan batuk-batuk dan dapat diabsorbsi menimbulkan
efek sistematik seperti badan rasa tidak enak (malaise), mual, nyeri hebat
pada perut bagian atas (epigastrik), pendarahan gastro entritis disertai muntah
darah, diare lemah, mengantuk, demam dan rasa sakit kepala.
-
Bila kontak dengan
kulit, menimbulkan iritasi kulit dan dapat
diabsorbsi melalui kulit yang rusak.
-
Bila kontak dengan
mata, dapat menimbulkan iritasi, mata
memerah dan rasa perih
-
Bila tertelan, dapat menimbulkan gejala-gejala yang tertunda meliputi
badan rasa tidak enak (malaise), mual, nyeri hebat pada perut bagain atas
(epigastrik), pendarahan gastro entritis disertai muntah darah, diare, lemah,
mengantuk, demam dan sakit kepala.
Salah satu cara untuk mengetahui
adanya boraks dapat dilakukan dengan mereaksikan sampel makanan dengan ekstrak
kurkumin. Karena boraks bersifat basa maka keberadaanya dapat dideteksi dengan
menggunakan indikator basa yaitu larutan kurkumin dalam alkohol yang
menunjukkan warna kuning kecoklatan.
Kurkumin adalah senyawa
aktif yang ditemukan pada kunir berupa
polifenol dengan rumus kimia C21H20O6. Sifat
kurkumin yang terpenting adalah sensitivitasnya pada cahaya. Kurkumin akan
mengalami dekomposisi jika terkena cahaya. Produk degradasinya yang utama
adalah asam ferulat, aldehid ferulat, dehidroksinaftalen, vinilquaikol, vanilin
dan asam vanilat.
Rumus strukturnya adalah sebagai berikut:
VI.
Cara
Kerja
VII.
Hasil
Pengamatan
No.
|
Alur Percobaan
|
Hasil Pengamatan
|
Dugaan / Reaksi
|
Kesimpulan
|
1.
|
Sebelum
ditetesi berwarna putih.
Setelah
ditetesi berwarna kuning.
|
Na2B4O7.10H2O
+ C21H20O6 è
B(C21H19O6)2 + C23H19BO10
|
Bakso tidak
mengandung boraks.
|
|
2.
|
Sebelum ditetesi
berwarna kuning.
Setelah ditetesi
berwarna kuning kecoklatan.
|
Mie
kuning positif mengandung boraks.
|
||
3.
|
Sebelum ditetesi
berwarna putih.
Setelah ditetesi
berwarna kuning kecoklatan.
|
Sosis positif
mengadung boraks.
|
||
4.
|
Sebelum ditetesi
berwarna putih.
Setelah ditetesi
berwarna kuning kecoklatan.
|
Tahu positif
mengandung boraks.
|
||
5.
|
Sebelum ditetesi
tidak berwarna.
Setelah ditetesi
berwarna kuning kecoklatan.
|
Sampel yang
mengandung boraks berwarna kuning kecoklatan.
|
||
6.
|
Sebalum ditetesi
tidak berwarna.
Setelah ditetesi
berwarna kuning.
|
Sampel yang tidak
mengandung boraks berwarna kuning.
|
VIII. Analisis
Data
Percobaan identifikasi boraks pada bakso
yang kami lakukan setelah di rebus dan ditetesi indikator kurkumin menunjukkan
perubahan warna dari putih menjadi kuning, sama seperti uji boraks pada
aquades. Hal tersebut menunjukkan bahwa bakso yang kami uji tidak mengandung
boraks.
Percobaan identifikasi atau uji boraks
pada sampel yang lain yaitu pada tahu, sosis dan mie kuning setelah direbus dan
ditetesi indikator kurkumin menunjukkan perubahan warna menjadi kuning
kecoklatan, sama pada hasil uji boraks yang kami lakukan pada larutan boraks.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel tersebut positif mengandung boraks.
IX.
Pembahasan
Dari
keempat sampel makanan yang telah kami uji, tiga dari bahan makanan tersebut terbukti mengandung boraks, yaitu mie kuning sosis
dan tahu. Karena terjadi perubahan warna setelah direbus dan ditambahkan
ekstrak kurkumnin menjadi berwarna kuning
kecokelatan. Secara teori kurkumin yang bereaksi dengan basa
pada boraks akan menunjukkan perubahan warna menjadi merah kecoklatan, tetapi
pada percobaan yang kami lakukan menunjukkan perubahan warna kuning kecoklatan.
Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor, salah satunya adalah telah terjadinya
kontak langsung indikator kurkumin dengan udara sehingga alkohol yang
terkandung pada indikator menguap ke udara yang menyebabkan indikator tidak
bisa mengeluarkan warnanya (kurang optimal) saat bereaksi dengan basa pada
boraks. Selain itu juga adanya kemungkinan terjadinya kontaminasi sampel dengan
senyawa asam yang ada pada ruangan dan alat.
Namun
kurkumin bukanlah satu-satunya indikator uji yang dapat menyatakan bahwa bahan
makanan tersebut mengandung boraks, masih banyak lagi uji-uji lain yang harus
dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan yang valid dan dapat
dipertanggungjawabkan. Kami
hanya melakukan uji boraks sederhana yaitu dengan menambahkan larutan bahan
makanan yang sudah direbus dengan ekstrak kurkumin.
Reaksi yang terjadi
dapat dituliskan sebagai berikut :
Na2B4O7.10H2O
+ C21H20O6 è B(C21H19O6)2
+ C23H19BO10
X.
Kesimpulan
Dari percobaan yang kami
lakukan dengan melakukan perbandingan hasil uji sampel dengan uji kurkumin pada
aquades dan larutan boraks dapat diambil kesimpulan bahwa dari keempat sampel
yang kami uji yang posifif mengandung boraks yaitu sosis, tahu dan mie kuning,
sedangkan bakso terbukti tidak mengandung boraks.
XI.
Jawaban
Pertanyaan
1.
Dari kedua jenis makanan yaitu bakso dan
mie kuning yang telah kami uji, maka keduanya tidak mengandung boraks.
2.
Rumus molekul kurkumin : C21H20O6
Rumus struktur kurkumin
:
3.
Kurkumin tidak larut dalam air dan eter, larut dalam etil
asetat, metanol, etanol, benzena, asam asetat glasial, aseton dan alkali
hidroksida.Sifat kurkumin yang menarik adalah perubahan warna akibat perubahan
ph lingkungan. Dalam suasana asam kurkumin berwarna kuning atau kuning jingga
sedangkan dalam suasana basa berwarna merah. Hal terrsebut dapat terjadi karena
adanya sistem tautomeri pada molekulnya. Untuk mendapatkan stabilitas yang
optimum dari sediaan kurkumin maka pH nya dipertahankan kurang dari 7. Pada pH
lebih dari 7 kurkumin sangat tidak stabil dan mudah mengalami disosiasi. Sifat
kurkumin yang penting adalah sensitivitasnya pada cahaya. Kurkumin akan
mengalami dekomposisi jika terkena cahaya. Produk degradasinya yang utama
adalah asam ferulat, aldehid ferulat, dehidroksinaftalen, vinilquaikol, vanilin
dan asam vanilat.
4.
Kurkumin + Boraks Rosocyanine
C21H20
+ Na2B4O7
è
(K21H19O6)2
5.
Apabila makanan yang mengandung boraks
dikonsumsi secara terus menerus maka akan mengakibatkan kerusakan pada organ
dalam diri manusia, seperti ginjal, hati, bahkan kerusakan otak.
XII.
Daftar
Pustaka:
Amaria. 2012. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar Sains. Suarbaya:
Unipress.
Tim Kimia Dasar. 1993. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Bandung:
ITB.
Harjadi, W. 1986. Ilmu
Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia.
laporan ini sangat bermanfaat untuk menambah informasinya. makasih :)
BalasHapus