Teknologi nano
adalah ilmu dan rekayasa dalam penciptaan material, struktur fungsional, maupun
peranti dalam skala nanometer. Dalam terminologi ilmiah, nano berarti 1/milyar
(0,000000001). Satu nanometer adalah seper seribu mikrometer, atau seper satu
juta milimeter, atau seper satu miliar meter. Sebagai perbandingan, rambut
manusia memiliki diameter 50.000 hingga 100.000 nm sehingga satu nanometer
kira-kira sama dengan sehelai rambut yang dibelah seratus ribu.
Para ilmuwan
berkeyakinan bahwa material berukuran nanometer memiliki sejumlah sifat kimia
dan fisika yang lebih unggul dari material berukuran besar (bulk). Juga
material dalam ukuran nanometer memiliki sifat-sifat yang lebih kaya karena
menghasilkan beberapa sifat yang tidak dimiliki oleh material ukuran besar.
Saat ini riset
dalam bidang teknologi nano telah berkembang sangat pesat dan bahkan telah
memasuki babak yang paling progresif dalam beberapa tahun terakhir. Hasil-hasil
riset tersebut di antaranya adalah : Pembuatan tablet obat dalam ukuran nano
partikel yang dapat dikontrol dari luar tubuh menggunakan sinyal
elektromagnetik sehingga tablet tersebut dapat diarahkan untuk menyerang target
penyakit dalam tubuh manusia tanpa mengganggu sel-sel lainnya.
Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Dr.Bruno De
Geest, ahli kimia dari Ghent University Belgia bahkan lebih spektakuler lagi,
tablet obat dalam ukuran nano partikel tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
tabung nano dari karbon yang dicampur dengan jeli gula dekstran yang dibungkus
membran polimer kaku tapi tembus air. Ketika air dari jaringan tubuh merembes
ke dalam tabung nano tersebut, akan terjadi ledakan mirip granat yang dapat
melontarkan kapsul obat tersebut sampai kepada titik penyakit yang akan diobati.
Ledakan granat nano ini akan mempercepat pengiriman obat ke sasaran penyakit
800 kali lebih cepat dibanding cara biasa.
Salah satu material
nano yang penting dewasa ini adalah material biomimetic. Dengan
teknik Chemical Vapor Deposition (CVD). Lijie Zang dan Thomas. Webster dalam
Nanotoday Edisi Oktober 2008, telah melaporkan penggunaan titanium sebagai
material biomimetic untuk membuat tulang buatan. Keunggulan dari material ini
adalah kemampuannya berasosiasi dengan sel-sel dalam tubuh manusia tanpa
menimbulkan efek samping. Sifat dasar dari titanium yaitu keras dan tahan
karat, telah memungkinkan penggunaanya sebagai material biomimetic yang sangat
bermanfaat bagi manusia.
Ketika mencanangkan
program NNI (National nanotechnologi initiative) pada tahun 2000, Presiden AS
Bill Clinton menargetkan, paling lambat tahun 2020 semua teknologi akan
berbasis pada material skala nanometer. Sejak saat itu, penemuan-penemuan baru
dalam bidang ini muncul.
Di bidang
elektronik dikembangkan divais ukuran nanometer, energi (pembuatan sel surya
yang lebih efisien), kimia (pengembangan katalis yang lebih efisien),
kedokteran (pengembangan peralatan baru pendeteksi sel-sel kanker berdasarkan
interaksi sel kanker dengan partikel berukuran nanometer), kesehatan (pengembangan
obat-obatan dengan ukuran nanometer sehingga dapat melarut dengan cepat dalam
tubuh dan bereaksi lebih cepat), Lingkungan (penggunaan partikel skala
nanometer untuk menghancurkan polutan organik pada air sungai dan udara), serta
masih banyak lagi penemuan lainnnya.
Para ilmuwan
percaya bahwa setiap sifat memiliki “skala panjang kritis”. Ketika dimensi
material lebih kecil dari skala panjang kritis tersebut maka sifat-sifat fisis
fundamental mulai berubah. Sebagai gambaran, partikel tembaga yang memiliki
diameter 6 nm memperlihatkan kekerasan lima kali lebih besar daripada tembaga
ukuran besar (bulk).
Reduksi ukuran
material dalam skala nanometer juga berpengaruh pada intensitas warna yang
dipancarkan oleh material tersebut dalam larutan. Dalam kedokteran modern,
sifat ini akan dipakai secara luas untuk mendeteksi sel-sel tumor dalam tubuh.
Karena ukuran
nanopartikel yang sangat kecil dibandingkan dengan sel tubuh maka nanopartikel
dapat keluar dan masuk dengan mudah ke dalam tubuh tanpa mengganggu kerja sel.
Sel kanker dan sel normal memiliki sifat kimia yang berbeda. Ketika memasuki
sel normal dan sel kanker, partikel tersebut mengeluarkan cahaya luminesens
berbeda. Dengan mendeteksi cahaya luminesens yang dipancarkan nanopartikel
tersebut, maka dokter bisa segera mendeteksi keberadaan sel kanker dalam tubuh,
di mana lokasinya, dan berapa besarnya.
Selain berguna
dalam bidang-bidang seperti yang telah disebutkan di atas, teknologi nano juga
sangat berguna bagi dunia kaum wanita. Saat ini kosmetik berbasis nanopartikel
mulai dikaji secara intensif karena memanfaatkan beberapa sifat khas
nanopartikel. Perusahan-perusahan kosmetik besar telah menginfestasikan dana
yang sangat banyak untuk mengembangkan kosmetik berbasis nanopartikel
luminesens. Hal ini memungkinkan pengembangan kosmetik dengan warna yang sangat
kaya. Ini tentu saja berita gembira bagi kaum hawa yang sering menggunakan
kosmetik. [Namun tentu saja berdandan yang terindah bagi wanita bukan di luar
rumah, namun di hadapan suaminya]
Meskipun masih relatif
baru, teknologi nano telah menawarkan banyak hal yang sangat berguna.
Diharapkan inovasi-inovasi baru dalam teknologi nano akan mendatangkan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi umat manusia.
SUMBER : http://polimerabduh.wordpress.com/